Sabtu, 4 April 2009

G20 Summit adalah sia-sia



Di kota London, United Kingdom, baru saja selesai pertemuan Negara-negara maju dan berkembang yang disebut dengan G-20. Negara-negara peserta tersebut adalah : Amerika Syarikat, Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Inggeris, Itali, Jepun, Mexiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, dan Uni Eropa.

Pertemuan pemimpin G-20 sebelumnya telah diawali dengan pertemuan menteri kewangan negara G-20 pada 14 Mac 2009 di Horsham, London. Inggeris sebagai tuan rumah diwakili oleh PM Gordon Brown. Tujuan dari adanya pertemuan G-20 ini adalah untuk mencari jalan keluar dari krisis financial global yang menimpa Dunia mulai oktober 2008 lalu.

Tapi, para pengamat ekonomi begitu pesimis akan tercapainya jalan keluar krisis financial global, ini yang ditandai dengan perbezaan pendapat, dan hubungan yang tegang yang terjadi diantara para pemimpin yang hadir, yaitu antara PM Perancis, Nicholas Sarkozy dan Kanselir Jerman, Angela Merkel, mencabar Amerika Syarikat yang diwakili Presiden Barack Obama. Perancis dan Jermen ingin pengawasan yang lebih ketat dalam sistem kewangan Dunia, sementara Amerika dan Europe memfocus ke arah pembelanjaan yang mendorong ekonomi dunia.

Antara kesimpulan yang dapat di ambil dari perjumpaan G20 ialah seperti berikut:

a) IMF akan mendapatkan dana ekstra USD 750 Billiom untuk menolong negara-negara yang menghadapi pelarian modal (capital outflow). Bank Dunia juga akan mendapatkan dana ekstra.

b) Penjualan cadangan emas milik IMF dibahas untuk meningkatkan cadangan dana. Sebanyak 403.3 tonnes.

c) Tax heaven country akan segera di-umumkan bagi memberi pinjaman kepada negara yang memerlukan.

d) Sekitar USD 250 Billlion dana akan disediakan untuk pembiayaan perdagangan dunia khusus bagi negara berkembang.

e) Pengetatan aktiviti lembaga kewangan diusulkan.

f) Rusia mengusulkan mata uang baru dunia sebagai pengganti USD dalam rangka transaksi international. Tapi ide ini tidak mendapat perhatian.

g) PM UK, Gordon Brown, mengingatkan agar bantuan dari G-20 kepada negara miskin jangan dilupakan.

h) China sedia membantu mengatasi krisis kewangan dunia. China menjadi pilihan karena memiliki bon Amerika Syarikat sebanyak USD 1.9 Trillion (terbesar di dunia). Ini bererti, peranan China dan negara-negara maju besar di IMF.

i) Direktor pelaksana IMF, Dominique Strauss-Kahn mencadangkan G-20 agar mempercepat bantuan dalam sektor perbankan.

j) Presiden AS, Barack Obama, mengakui lemahnya peraturan kewangan di AS sebagai pemicu krisis keuangan global.

Dari beberapa hasil pertemuan G-20 diatas, dapat saya simpulkan bahwa para pemimpin dunia tidak berhasil menemukan akar permasalahan krisis yang tengah mendera dunia saat ini, para pemimpin itu hanya mampu memburukkan keadaan krisis dengan menambah jumlah dana kepada dana moneter international (IMF). Padahal seperti kita ketahui selama ini, program-program penyelamatan dan hutang dari IMF tidak pernah berhasil menolong negara-negara berkembang, malah membuatnya semakin terikat pada bantuan tersebut, dan jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Cadangan dari Rusia yang menginginkan ditetapkannya mata wang baru dunia juga tidak di dengar, padahal menurut perspektif saya bahwa cadangan itu adalah bagus, karena selama ini, dunia hanya bergantung pada dollar AS (USD / US$) saja, sementara mata wang yang lain seperti tidak berharga dihadapan dollar AS. Sudah saat nya kita mengganti mata wang kita dari fiat money atau wang kertas, kepada standard emas (dinar dan dirham) / emas dan perak, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada umat muslim dulu dalam bertransaksi, karena emas dan perak memiliki nilai yang stabil, dan makin kuat walau terkena pengaruh inflasi.
Masya Allah, peran IMF semakin besar dan semakin berpeluang menjerumuskan dunia kedalam perankap hutang (debt trap), dengan penambahan sejumlah dana besar ke dalam organisasi international tersebut, IMF pasti akan mencari berbagai negara yang boleh diperangkap dengan hutang, tentu dengan persyaratan yang ketat dan berat, seperti program penyesuaian struktural yang biasanya di ikuti dengan deregulasi, privatisasi dan peyerahan aset kepada negara asing yang menyimpan dana di IMF.
Mengapa ianya terjadi pada mulanya untuk melepaskan diri dari krisis global dan meyelamatkan ekonomi dunia oleh negara berkembang malah diberi hadiah hutang oleh negara-negara maju dalam pertemuan G-20 di London ? Inikah hasilnya pertemuan yang di demonstrasi oleh ribuan orang karena mereka merasa marah dan kecewa, karena negara-negara G-20 menolong para perusahaan yang menyebabkan terjadinya krisis dengan pakej stimulus bernilai USD Trilliun! Kenapa mereka tidak mencari punca permasalahan yang merupakan kesalahan dari sistem ekonomi kapitalis yang pada awal dekad 1990an berubah menjadi super-kapitalis yang menyebabkan orang semakin rakus. Adakah Pelan Penyelamat oleh IMF ini akan berjaya? Renung-renungkanlah.

1 ulasan:

  1. Indonesia pon list negara maju..patutla rakyat dia ramai cari makan kat malaysia....
    G20 ni nak menyelamatkan kantung diorang jerk...yg miskin akan kekal miskin...penjajahan era baru...

    BalasPadam